Radiologi Intervensi
Radiologi intervensi merupakan salah satu bidang radiologi yang
melakukan intervensi / penatalaksanaan kepada pasien, tidak hanya
melakukan proses diagnostik. Mungkin masih banyak yang belum mengenal
bidang ini karena yang terpikir dari spesialis radiologi adalah orang
yang membaca rontgen, CT scan dan melakukan USG. Tindakan yang dilakukan
oleh seorang radiologi intervensi seperti melakukan biopsi tumor yang
dibantu dengan pencitraan (alat radiologi), memberikan obat (kemoterapi
pada pasien kanker) yang langsung menuju pembuluh darah tumor, menutup
peredaran darah yang memberi makan bagi tumor baik untuk mengurangi
risiko perdarahan sebelum dioperasi maupun sebagai salah satu terapi,
pasang stent pada pasien stenosis pembuluh darah (pembuluh darah
tertutup karena suatu sebab tertentu), dan sebagainya.
Jumlah radiolog intervensi masih sangat sedikit, dan berpusat di
kota-kota besar seperti : Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang dengan
berbagai tingkat keahlian. Sebagaimana jumlah dokternya, jumlah RS yang
melayani radiologi intervensi juga masih sedikit. Yang saya tahu di
Jakarta ada RSCM, RSPAD Gatot Subroto, RS Abdi Waluyo, RS Siloam
Tangerang, RS Bethsaida Tangerang (3 terakhir merupakan RS swasta), RS
Hasan Sadikin Bandung. RS RS Sukanto (RS Polpus Kramat Jati), saya
ketahui memiliki cathlab, tapi spertinya masih terbatas untuk tindakan
jantung saja.
Jumlah pasien radiologi intervensi di RSCM hingga hari ini bahkan sudah mengantri hingga Oktober 2015. Beberapa pasien kanker meninggal sebelum sempat dilaukan tindakan. Beberapa pasien komplain karena antrian yang sangat panjang, namun memang begitu keadaannya. Hanya bisa berharap semoga jumlah radiolog intervensi bertambah, dan makin banyak fasilitas kesehatan yang menyediakan pelayanan ini.
Jumlah pasien radiologi intervensi di RSCM hingga hari ini bahkan sudah mengantri hingga Oktober 2015. Beberapa pasien kanker meninggal sebelum sempat dilaukan tindakan. Beberapa pasien komplain karena antrian yang sangat panjang, namun memang begitu keadaannya. Hanya bisa berharap semoga jumlah radiolog intervensi bertambah, dan makin banyak fasilitas kesehatan yang menyediakan pelayanan ini.
sumber:https://dokterdita.wordpress.com/2014/08/31/radiologi-intervensi/
Pemanfaatan Radiologi Diagnostik
Pemanfaatan Radiologi Diagnostik
by Amelia Rusli Asali
Teknologi
Radiologi diagnostik adalah ilmu kedokteran yang memiliki spesialisasi
dalam pencitraan tubuh manusia untuk mendiagnosa berbagai kelainan
dengan menggunakan alat yang berhubungan dengan radiasi, magnetik,
gelombang suara ultrasonik, nuklir, dan teknologi lainnya. Radiologi
memegang peranan penting sebagai sarana penunjang diagnosis klinis.
Sayangnya, pemanfaatan radiologi yang tepat belum diketahui secara luas
oleh masyarakat, oleh karenanya, tulisan ini akan membahas 4 modalitas
radiologis utama yang paling sering digunakan.
Radiologi Konvensional
Merupakan suatu pemeriksaan sederhana menggunakan sinar Roentgen (sinar
X) dengan berbagai posisi pemeriksaan. Dapat dilakukan dengan
menggunakan kontras atau tanpa kontras.
Keunggulan: Mudah, cepat, dan biaya relatif lebih murah.
Penyulit: Terkadang gambaran yang dihasilkan tidak terlalu jelas, karena
superposisi (tumpang-tindih) dengan organ lain. Untuk beberapa jenis
pemeriksaan, harus dilakukan dengan mengubah posisi pasien, agar
diperoleh gambaran yang jelas.
Pemakaian klinis: Pemeriksaan tanpa kontras, dapat dilakukan pada
jantung dan paru, serta tulang – tulang pada seluruh bagian tubuh.
Pemeriksaan dengan kontras, lebih lanjut dapat digunakan untuk memeriksa
saluran cerna, saluran kemih, organ kandungan, saluran kelenjar liur,
pembuluh darah, saluran getah bening, dan sumsum tulang belakang.
Ultrasonografi (USG)
Merupakan salah satu alat pemeriksaan diagnostik yang menggunakan
gelombang suara ultrasonik untuk menghasilkan gambaran mengenai bentuk,
gerak, ukuran suatu organ tubuh.
Keunggulan: Tidak menggunakan radiasi sinar X, sehingga aman bagi wanita
hamil.
Penyulit: Tidak dapat digunakan untuk melihat bagian tubuh seperti
tulang atau ruangan berongga yang berisi gas, seperti usus.
Pemakaian klinis: Digunakan untuk menemukan dan menentukan letak massa
dalam rongga perut / panggul, membedakan kista dengan massa padat,
mempelajari pergerakan organ maupun pergerakan dan pertumbuhan janin.
Computerized Tomography (CT)
Merupakan pemeriksaan sinar X yang lebih canggih dengan bantuan
komputer, sehingga memperoleh gambaran yang lebih detail. Dapat
dilakukan dengan kontras dan tanpa kontras.
Keunggulan: Dapat memberikan gambaran penampang tubuh yang tidak mungkin
dilihat dengan menggunakan alat Rontgen biasa. Dengan menggunakan
sistem komputer, maka dapat juga dibuat gambaran secara 3 dimensi. Dapat
menghitung perkiraan jumlah perdarahan pada kasus – kasus tertentu.
Penyulit: Radiasi yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan
radiologi konvensional, biaya yang harus dikeluarkan pun relatif lebih
mahal, sulit diterapkan pada pasien yang memiliki fobia pada tempat
sempit (Klaustrofobi).
Pemakaian klinis: Dapat digunakan untuk melihat berbagai organ tubuh
seperti tulang – tulang kepala, otak, jantung dan paru, perut, pada
berbagai kasus seperti kecelakaan (trauma), tumor, infeksi, dan lain –
lain.
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
tubuh dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi
radio, tanpa sinar X ataupun zat radioaktif.
Keunggulan: Memberikan gambaran yang dapat menunjukkan perbedaan sangat
jelas dan lebih sensitif untuk menilai anatomi jaringan lunak, terutama
otak, sumsum tulang belakang, dan susunan saraf dibandingkan dengan
pemeriksaan sinar X biasa.
Penyulit: Tidak dapat digunakan (kontraindikasi) pada pasien dengan alat
pacu jantung, alat dengar implan, pasien dengan pen-logam, pasien fobia
ruangan sempit (Klaustrofobia).
Pemakaian klinis: Digunakan untuk menilai anatomi jaringan lunak,
seperti otak, sumsum tulang belakang, susunan saraf. Selain itu, dapat
juga untuk menilai jaringan lainnya seperti otot, ligamen, tendon,
tulang rawan, ruang sendi.
Daftar pustaka:
Sjahriar Rasad. Radiologi Diagnostik. Jakarta:2005.
Mulyono Notosiswoyo, Susy Suswati. Pemanfaatan Magnetic Resonance
Imaging (MRI) sebagai sarana diagnosa pasien. Media litbang
kesehatan;14:2004: 8 – 13
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1498553/
http://radiology.rsna.org/content/252/3/663.2.extract
Artikel Terkait
Penyakit Tumor Otak Orang Dewasa
Raka Janitra
MRI Fosfor, Potensi untuk Pencitraan Jaringan Keras
Andreas Erick Haurissa
MAGNETOM Spectra, MRI 3 Tesla yang Lebih Ekonomis
Andreas Erick Haurissa
Selamat Ulang Tahun, Röentgen
Aldo Fransiskus Marsetio, BMedSc
Artikel Terkini
8 Jurus Ampuh Cegah Flu
Catherine Yusuf: Psikolog Peduli Anak
Tampil Cantik dan Langsing dengan Berat Badan Ideal
Cegah Pneumonia Pada Anak dengan Vaksinasi
Vaksin Invasive Pneumococcal Disease
IKLAN
IKLAN : Buku Panduan Lengkap Ibu Hamil
[Buku Panduan Lengkap Kehamilan Kesehatan Wanita Ibu Hamil]
IKLAN
Jawaban TanyaDok.com di : http://www.tanyadok.com/tekno/pemanfaatan-radiologi-diagnostik
Jawaban TanyaDok.com di : http://www.tanyadok.com/tekno/pemanfaatan-radiologi-diagnostik
Pemanfaatan Radiologi
Diagnostik
by Amelia Rusli Asali
Teknologi
Radiologi diagnostik adalah ilmu kedokteran yang memiliki spesialisasi
dalam pencitraan tubuh manusia untuk mendiagnosa berbagai kelainan
dengan menggunakan alat yang berhubungan dengan radiasi, magnetik,
gelombang suara ultrasonik, nuklir, dan teknologi lainnya. Radiologi
memegang peranan penting sebagai sarana penunjang diagnosis klinis.
Sayangnya, pemanfaatan radiologi yang tepat belum diketahui secara luas
oleh masyarakat, oleh karenanya, tulisan ini akan membahas 4 modalitas
radiologis utama yang paling sering digunakan.
Radiologi Konvensional
Merupakan suatu pemeriksaan sederhana menggunakan sinar Roentgen (sinar
X) dengan berbagai posisi pemeriksaan. Dapat dilakukan dengan
menggunakan kontras atau tanpa kontras.
Keunggulan: Mudah, cepat, dan biaya relatif lebih murah.
Penyulit: Terkadang gambaran yang dihasilkan tidak terlalu jelas, karena
superposisi (tumpang-tindih) dengan organ lain. Untuk beberapa jenis
pemeriksaan, harus dilakukan dengan mengubah posisi pasien, agar
diperoleh gambaran yang jelas.
Pemakaian klinis: Pemeriksaan tanpa kontras, dapat dilakukan pada
jantung dan paru, serta tulang – tulang pada seluruh bagian tubuh.
Pemeriksaan dengan kontras, lebih lanjut dapat digunakan untuk memeriksa
saluran cerna, saluran kemih, organ kandungan, saluran kelenjar liur,
pembuluh darah, saluran getah bening, dan sumsum tulang belakang.
Ultrasonografi (USG)
Merupakan salah satu alat pemeriksaan diagnostik yang menggunakan
gelombang suara ultrasonik untuk menghasilkan gambaran mengenai bentuk,
gerak, ukuran suatu organ tubuh.
Keunggulan: Tidak menggunakan radiasi sinar X, sehingga aman bagi wanita
hamil.
Penyulit: Tidak dapat digunakan untuk melihat bagian tubuh seperti
tulang atau ruangan berongga yang berisi gas, seperti usus.
Pemakaian klinis: Digunakan untuk menemukan dan menentukan letak massa
dalam rongga perut / panggul, membedakan kista dengan massa padat,
mempelajari pergerakan organ maupun pergerakan dan pertumbuhan janin.
Computerized Tomography (CT)
Merupakan pemeriksaan sinar X yang lebih canggih dengan bantuan
komputer, sehingga memperoleh gambaran yang lebih detail. Dapat
dilakukan dengan kontras dan tanpa kontras.
Keunggulan: Dapat memberikan gambaran penampang tubuh yang tidak mungkin
dilihat dengan menggunakan alat Rontgen biasa. Dengan menggunakan
sistem komputer, maka dapat juga dibuat gambaran secara 3 dimensi. Dapat
menghitung perkiraan jumlah perdarahan pada kasus – kasus tertentu.
Penyulit: Radiasi yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan
radiologi konvensional, biaya yang harus dikeluarkan pun relatif lebih
mahal, sulit diterapkan pada pasien yang memiliki fobia pada tempat
sempit (Klaustrofobi).
Pemakaian klinis: Dapat digunakan untuk melihat berbagai organ tubuh
seperti tulang – tulang kepala, otak, jantung dan paru, perut, pada
berbagai kasus seperti kecelakaan (trauma), tumor, infeksi, dan lain –
lain.
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
tubuh dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi
radio, tanpa sinar X ataupun zat radioaktif.
Keunggulan: Memberikan gambaran yang dapat menunjukkan perbedaan sangat
jelas dan lebih sensitif untuk menilai anatomi jaringan lunak, terutama
otak, sumsum tulang belakang, dan susunan saraf dibandingkan dengan
pemeriksaan sinar X biasa.
Penyulit: Tidak dapat digunakan (kontraindikasi) pada pasien dengan alat
pacu jantung, alat dengar implan, pasien dengan pen-logam, pasien fobia
ruangan sempit (Klaustrofobia).
Pemakaian klinis: Digunakan untuk menilai anatomi jaringan lunak,
seperti otak, sumsum tulang belakang, susunan saraf. Selain itu, dapat
juga untuk menilai jaringan lainnya seperti otot, ligamen, tendon,
tulang rawan, ruang sendi.
Daftar pustaka:
Sjahriar Rasad. Radiologi Diagnostik. Jakarta:2005.
Mulyono Notosiswoyo, Susy Suswati. Pemanfaatan Magnetic Resonance
Imaging (MRI) sebagai sarana diagnosa pasien. Media litbang
kesehatan;14:2004: 8 – 13
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1498553/
http://radiology.rsna.org/content/252/3/663.2.extract
Artikel Terkait
Penyakit Tumor Otak Orang Dewasa
Raka Janitra
MRI Fosfor, Potensi untuk Pencitraan Jaringan Keras
Andreas Erick Haurissa
MAGNETOM Spectra, MRI 3 Tesla yang Lebih Ekonomis
Andreas Erick Haurissa
Selamat Ulang Tahun, Röentgen
Aldo Fransiskus Marsetio, BMedSc
Artikel Terkini
8 Jurus Ampuh Cegah Flu
Catherine Yusuf: Psikolog Peduli Anak
Tampil Cantik dan Langsing dengan Berat Badan Ideal
Cegah Pneumonia Pada Anak dengan Vaksinasi
Vaksin Invasive Pneumococcal Disease
IKLAN
IKLAN : Buku Panduan Lengkap Ibu Hamil
[Buku Panduan Lengkap Kehamilan Kesehatan Wanita Ibu Hamil]
IKLAN
Jawaban TanyaDok.com di : http://www.tanyadok.com/tekno/pemanfaatan-radiologi-diagnostik
Jawaban TanyaDok.com di : http://www.tanyadok.com/tekno/pemanfaatan-radiologi-diagnostik
Radiologi diagnostik
adalah ilmu kedokteran yang memiliki spesialisasi dalam pencitraan tubuh
manusia untuk mendiagnosa berbagai kelainan dengan menggunakan alat
yang berhubungan dengan radiasi, magnetik, gelombang suara ultrasonik,
nuklir, dan teknologi lainnya. Radiologi memegang peranan penting
sebagai sarana penunjang diagnosis klinis. Sayangnya, pemanfaatan
radiologi yang tepat belum diketahui secara luas oleh masyarakat, oleh
karenanya, tulisan ini akan membahas 4 modalitas radiologis utama yang
paling sering digunakan.
Radiologi Konvensional
Merupakan suatu pemeriksaan sederhana menggunakan sinar Roentgen (sinar
X) dengan berbagai posisi pemeriksaan. Dapat dilakukan dengan
menggunakan kontras atau tanpa kontras.
Keunggulan: Mudah, cepat, dan biaya relatif lebih murah.
Penyulit: Terkadang gambaran yang dihasilkan tidak terlalu jelas, karena
superposisi (tumpang-tindih) dengan organ lain. Untuk beberapa jenis
pemeriksaan, harus dilakukan dengan mengubah posisi pasien, agar
diperoleh gambaran yang jelas.
Pemakaian klinis: Pemeriksaan tanpa kontras, dapat dilakukan pada
jantung dan paru, serta tulang – tulang pada seluruh bagian tubuh.
Pemeriksaan dengan kontras, lebih lanjut dapat digunakan untuk memeriksa
saluran cerna, saluran kemih, organ kandungan, saluran kelenjar liur,
pembuluh darah, saluran getah bening, dan sumsum tulang belakang.
Ultrasonografi (USG)
Merupakan salah satu alat pemeriksaan diagnostik yang menggunakan
gelombang suara ultrasonik untuk menghasilkan gambaran mengenai bentuk,
gerak, ukuran suatu organ tubuh.
Keunggulan: Tidak menggunakan radiasi sinar X, sehingga aman bagi wanita
hamil.
Penyulit: Tidak dapat digunakan untuk melihat bagian tubuh seperti
tulang atau ruangan berongga yang berisi gas, seperti usus.
Pemakaian klinis: Digunakan untuk menemukan dan menentukan letak massa
dalam rongga perut / panggul, membedakan kista dengan massa padat,
mempelajari pergerakan organ maupun pergerakan dan pertumbuhan janin.
Computerized Tomography (CT)
Merupakan pemeriksaan sinar X yang lebih canggih dengan bantuan
komputer, sehingga memperoleh gambaran yang lebih detail. Dapat
dilakukan dengan kontras dan tanpa kontras.
Keunggulan: Dapat memberikan gambaran penampang tubuh yang tidak mungkin
dilihat dengan menggunakan alat Rontgen biasa. Dengan menggunakan
sistem komputer, maka dapat juga dibuat gambaran secara 3 dimensi. Dapat
menghitung perkiraan jumlah perdarahan pada kasus – kasus tertentu.
Penyulit: Radiasi yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan
radiologi konvensional, biaya yang harus dikeluarkan pun relatif lebih
mahal, sulit diterapkan pada pasien yang memiliki fobia pada tempat
sempit (Klaustrofobi).
Pemakaian klinis: Dapat digunakan untuk melihat berbagai organ tubuh
seperti tulang – tulang kepala, otak, jantung dan paru, perut, pada
berbagai kasus seperti kecelakaan (trauma), tumor, infeksi, dan lain –
lain.
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
tubuh dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi
radio, tanpa sinar X ataupun zat radioaktif.
Keunggulan: Memberikan gambaran yang dapat menunjukkan perbedaan sangat
jelas dan lebih sensitif untuk menilai anatomi jaringan lunak, terutama
otak, sumsum tulang belakang, dan susunan saraf dibandingkan dengan
pemeriksaan sinar X biasa.
Penyulit: Tidak dapat digunakan (kontraindikasi) pada pasien dengan alat
pacu jantung, alat dengar implan, pasien dengan pen-logam, pasien fobia
ruangan sempit (Klaustrofobia).
Pemakaian klinis: Digunakan untuk menilai anatomi jaringan lunak,
seperti otak, sumsum tulang belakang, susunan saraf. Selain itu, dapat
juga untuk menilai jaringan lainnya seperti otot, ligamen, tendon,
tulang rawan, ruang sendi.
Daftar pustaka:
Sjahriar Rasad. Radiologi Diagnostik. Jakarta:2005.
Mulyono Notosiswoyo, Susy Suswati. Pemanfaatan Magnetic Resonance
Imaging (MRI) sebagai sarana diagnosa pasien. Media litbang
kesehatan;14:2004: 8 – 13
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1498553/
http://radiology.rsna.org/content/252/3/663.2.extract
Artikel Terkait
Penyakit Tumor Otak Orang Dewasa
Raka Janitra
MRI Fosfor, Potensi untuk Pencitraan Jaringan Keras
Andreas Erick Haurissa
MAGNETOM Spectra, MRI 3 Tesla yang Lebih Ekonomis
Andreas Erick Haurissa
Selamat Ulang Tahun, Röentgen
Aldo Fransiskus Marsetio, BMedSc
Artikel Terkini
8 Jurus Ampuh Cegah Flu
Catherine Yusuf: Psikolog Peduli Anak
Tampil Cantik dan Langsing dengan Berat Badan Ideal
Cegah Pneumonia Pada Anak dengan Vaksinasi
Vaksin Invasive Pneumococcal Disease
IKLAN
IKLAN : Buku Panduan Lengkap Ibu Hamil
[Buku Panduan Lengkap Kehamilan Kesehatan Wanita Ibu Hamil]
IKLAN
Jawaban TanyaDok.com di : http://www.tanyadok.com/tekno/pemanfaatan-radiologi-diagnostik
Jawaban TanyaDok.com di : http://www.tanyadok.com/tekno/pemanfaatan-radiologi-diagnostik
Radiologi diagnostik
adalah ilmu kedokteran yang memiliki spesialisasi dalam pencitraan tubuh
manusia untuk mendiagnosa berbagai kelainan dengan menggunakan alat
yang berhubungan dengan radiasi, magnetik, gelombang suara ultrasonik,
nuklir, dan teknologi lainnya. Radiologi memegang peranan penting
sebagai sarana penunjang diagnosis klinis. Sayangnya, pemanfaatan
radiologi yang tepat belum diketahui secara luas oleh masyarakat, oleh
karenanya, tulisan ini akan membahas 4 modalitas radiologis utama yang
paling sering digunakan.
Radiologi Konvensional
Merupakan suatu pemeriksaan sederhana menggunakan sinar Roentgen (sinar
X) dengan berbagai posisi pemeriksaan. Dapat dilakukan dengan
menggunakan kontras atau tanpa kontras.
Keunggulan: Mudah, cepat, dan biaya relatif lebih murah.
Penyulit: Terkadang gambaran yang dihasilkan tidak terlalu jelas, karena
superposisi (tumpang-tindih) dengan organ lain. Untuk beberapa jenis
pemeriksaan, harus dilakukan dengan mengubah posisi pasien, agar
diperoleh gambaran yang jelas.
Pemakaian klinis: Pemeriksaan tanpa kontras, dapat dilakukan pada
jantung dan paru, serta tulang – tulang pada seluruh bagian tubuh.
Pemeriksaan dengan kontras, lebih lanjut dapat digunakan untuk memeriksa
saluran cerna, saluran kemih, organ kandungan, saluran kelenjar liur,
pembuluh darah, saluran getah bening, dan sumsum tulang belakang.
Ultrasonografi (USG)
Merupakan salah satu alat pemeriksaan diagnostik yang menggunakan
gelombang suara ultrasonik untuk menghasilkan gambaran mengenai bentuk,
gerak, ukuran suatu organ tubuh.
Keunggulan: Tidak menggunakan radiasi sinar X, sehingga aman bagi wanita
hamil.
Penyulit: Tidak dapat digunakan untuk melihat bagian tubuh seperti
tulang atau ruangan berongga yang berisi gas, seperti usus.
Pemakaian klinis: Digunakan untuk menemukan dan menentukan letak massa
dalam rongga perut / panggul, membedakan kista dengan massa padat,
mempelajari pergerakan organ maupun pergerakan dan pertumbuhan janin.
Computerized Tomography (CT)
Merupakan pemeriksaan sinar X yang lebih canggih dengan bantuan
komputer, sehingga memperoleh gambaran yang lebih detail. Dapat
dilakukan dengan kontras dan tanpa kontras.
Keunggulan: Dapat memberikan gambaran penampang tubuh yang tidak mungkin
dilihat dengan menggunakan alat Rontgen biasa. Dengan menggunakan
sistem komputer, maka dapat juga dibuat gambaran secara 3 dimensi. Dapat
menghitung perkiraan jumlah perdarahan pada kasus – kasus tertentu.
Penyulit: Radiasi yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan
radiologi konvensional, biaya yang harus dikeluarkan pun relatif lebih
mahal, sulit diterapkan pada pasien yang memiliki fobia pada tempat
sempit (Klaustrofobi).
Pemakaian klinis: Dapat digunakan untuk melihat berbagai organ tubuh
seperti tulang – tulang kepala, otak, jantung dan paru, perut, pada
berbagai kasus seperti kecelakaan (trauma), tumor, infeksi, dan lain –
lain.
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
tubuh dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi
radio, tanpa sinar X ataupun zat radioaktif.
Keunggulan: Memberikan gambaran yang dapat menunjukkan perbedaan sangat
jelas dan lebih sensitif untuk menilai anatomi jaringan lunak, terutama
otak, sumsum tulang belakang, dan susunan saraf dibandingkan dengan
pemeriksaan sinar X biasa.
Penyulit: Tidak dapat digunakan (kontraindikasi) pada pasien dengan alat
pacu jantung, alat dengar implan, pasien dengan pen-logam, pasien fobia
ruangan sempit (Klaustrofobia).
Pemakaian klinis: Digunakan untuk menilai anatomi jaringan lunak,
seperti otak, sumsum tulang belakang, susunan saraf. Selain itu, dapat
juga untuk menilai jaringan lainnya seperti otot, ligamen, tendon,
tulang rawan, ruang sendi.
Jawaban TanyaDok.com di : http://www.tanyadok.com/tekno/pemanfaatan-radiologi-diagnostik
Jawaban TanyaDok.com di : http://www.tanyadok.com/tekno/pemanfaatan-radiologi-diagnostik
Radiologi diagnostik
adalah ilmu kedokteran yang memiliki spesialisasi dalam pencitraan tubuh
manusia untuk mendiagnosa berbagai kelainan dengan menggunakan alat
yang berhubungan dengan radiasi, magnetik, gelombang suara ultrasonik,
nuklir, dan teknologi lainnya. Radiologi memegang peranan penting
sebagai sarana penunjang diagnosis klinis. Sayangnya, pemanfaatan
radiologi yang tepat belum diketahui secara luas oleh masyarakat, oleh
karenanya, tulisan ini akan membahas 4 modalitas radiologis utama yang
paling sering digunakan.
Radiologi Konvensional
Merupakan suatu pemeriksaan sederhana menggunakan sinar Roentgen (sinar
X) dengan berbagai posisi pemeriksaan. Dapat dilakukan dengan
menggunakan kontras atau tanpa kontras.
Keunggulan: Mudah, cepat, dan biaya relatif lebih murah.
Penyulit: Terkadang gambaran yang dihasilkan tidak terlalu jelas, karena
superposisi (tumpang-tindih) dengan organ lain. Untuk beberapa jenis
pemeriksaan, harus dilakukan dengan mengubah posisi pasien, agar
diperoleh gambaran yang jelas.
Pemakaian klinis: Pemeriksaan tanpa kontras, dapat dilakukan pada
jantung dan paru, serta tulang – tulang pada seluruh bagian tubuh.
Pemeriksaan dengan kontras, lebih lanjut dapat digunakan untuk memeriksa
saluran cerna, saluran kemih, organ kandungan, saluran kelenjar liur,
pembuluh darah, saluran getah bening, dan sumsum tulang belakang.
Ultrasonografi (USG)
Merupakan salah satu alat pemeriksaan diagnostik yang menggunakan
gelombang suara ultrasonik untuk menghasilkan gambaran mengenai bentuk,
gerak, ukuran suatu organ tubuh.
Keunggulan: Tidak menggunakan radiasi sinar X, sehingga aman bagi wanita
hamil.
Penyulit: Tidak dapat digunakan untuk melihat bagian tubuh seperti
tulang atau ruangan berongga yang berisi gas, seperti usus.
Pemakaian klinis: Digunakan untuk menemukan dan menentukan letak massa
dalam rongga perut / panggul, membedakan kista dengan massa padat,
mempelajari pergerakan organ maupun pergerakan dan pertumbuhan janin.
Computerized Tomography (CT)
Merupakan pemeriksaan sinar X yang lebih canggih dengan bantuan
komputer, sehingga memperoleh gambaran yang lebih detail. Dapat
dilakukan dengan kontras dan tanpa kontras.
Keunggulan: Dapat memberikan gambaran penampang tubuh yang tidak mungkin
dilihat dengan menggunakan alat Rontgen biasa. Dengan menggunakan
sistem komputer, maka dapat juga dibuat gambaran secara 3 dimensi. Dapat
menghitung perkiraan jumlah perdarahan pada kasus – kasus tertentu.
Penyulit: Radiasi yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan
radiologi konvensional, biaya yang harus dikeluarkan pun relatif lebih
mahal, sulit diterapkan pada pasien yang memiliki fobia pada tempat
sempit (Klaustrofobi).
Pemakaian klinis: Dapat digunakan untuk melihat berbagai organ tubuh
seperti tulang – tulang kepala, otak, jantung dan paru, perut, pada
berbagai kasus seperti kecelakaan (trauma), tumor, infeksi, dan lain –
lain.
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi
tubuh dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi
radio, tanpa sinar X ataupun zat radioaktif.
Keunggulan: Memberikan gambaran yang dapat menunjukkan perbedaan sangat
jelas dan lebih sensitif untuk menilai anatomi jaringan lunak, terutama
otak, sumsum tulang belakang, dan susunan saraf dibandingkan dengan
pemeriksaan sinar X biasa.
Penyulit: Tidak dapat digunakan (kontraindikasi) pada pasien dengan alat
pacu jantung, alat dengar implan, pasien dengan pen-logam, pasien fobia
ruangan sempit (Klaustrofobia).
Pemakaian klinis: Digunakan untuk menilai anatomi jaringan lunak,
seperti otak, sumsum tulang belakang, susunan saraf. Selain itu, dapat
juga untuk menilai jaringan lainnya seperti otot, ligamen, tendon,
tulang rawan, ruang sendi.
Jawaban TanyaDok.com di : http://www.tanyadok.com/tekno/pemanfaatan-radiologi-diagnostik
Jawaban TanyaDok.com di : http://www.tanyadok.com/tekno/pemanfaatan-radiologi-diagnostik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar