Minggu, 31 Mei 2015

Prinsip Dasar Radiologi

Prinsip Dasar Radiologi

  • Anatomi dan fungsi
    Mengenal foto-foto kontras , mengenal anatomi yang normal dari organ
  • Pasien safety
    • Memahami pengaruh sinar X dan sinar pengion lainnya terhadap tubuh
    • Memahami usaha membatasi pengaruh sinar X terhadap jaringan tubuh
    • Mengetahui aturan proteksi radiasi yang dikeluarkan oleh pemerintah
    • Memahami resiko MRI, prosedur intervensional dan penggunaan kontras media
  • Pemeriksaan radiologi konvesional
    • Menjelaskan definisi sinar X Memahami sifat sinar X
    • Mengenal cara pemeriksaan radiologiMemahami prosedur prosesing gambar
  • Pemeriksaan ultrasonografi
    • Memahami prinsip dari pemeriksaan ultrasonografi dan indikasinya
  • Pemeriksaan CT scan
    • Memahami prinsip dari pemeriksaan CT scan dan indikasinya
  • Pemeriksaan MRI
    • Memahami prinsip dari pemeriksaan MRI dan indikasinya
  • Pemeriksaan Radiologi Intervensi
    • Memahami prinsip dari pemeriksaan ultrasonografi dan indikasinya
  • Pemeriksaan Radiologi Nuklir (hibrida)
    • Memahami dasar-dasar pemeriksaan dengan radioisotop
    • Memahami cara pemeriksaan dengan radioisotope
    • Memahami indikasi-indikasi pemeriksaan dengan isotop
 
sumber: http://www.edutenagakesehatan.org/edunakes/index.php/19-ilmu-radiologi/65-prinsip-dasar-radiologi

Pemeriksaan Radiograf Thorax

PEMERIKSAAN  RADIOGRAFI THORAX

Pemeriksaan Radiografi thorax atau sering disebut chest x-ray (CXR) bertujuan menggambarkan secara radiografi organ pernafasan yang terdapat di dalam rongga dada. Teknik radiografi thorax terdiri dari bermacam-macam posisi yang harus dipilih disesuaikan dengan inidikasi pemeriksaan, misalnya bronchitis kronis, KP, fleural effusion, pneumo thorax dan lain-lain.
Untuk menentukan posisi mana yang tepat, harus menyesuaikan antara tujuan pemeriksaan dengan kriteria foto yang dihasilkan.
Foto thorax digunakan untuk mendiagnosis banyak kondisi yang melibatkan dinding thorax, tulang thorax dan struktur yang berada di dalam kavitas thorax termasuk paru-paru, jantung dan saluran-saluran yang besar. Pneumonia dan gagal jantung kongestif sering terdiagnosis oleh foto thorax. CXR sering digunakan untuk skrining penyakit  paru yang terkait dengan pekerjaan di industri-industri seperti pertambangan dimana para pekerja terpapar oleh debu.

Secara umum kegunaan Foto thorax/CXR adalah :
– untuk melihat abnormalitas congenital (jantung, vaskuler)
– untuk melihat adanya trauma (pneumothorax, haemothorax)               
– untuk melihat adanya infeksi (umumnya tuberculosis/TB)       
– untuk memeriksa keadaan jantung        
– untuk memeriksa keadaan paru-paru
Abnormalitas atau kelainan gambaran yang biasa terlihat dari CXR adalah :
1.   Nodule (daerah buram yang khas pada paru)
Biasanya disebabkan oleh neoplasma benign/malignan, granuloma (tuberculosis), infeksi (pneumoniae), vascular infarct, varix, wegener’s granulomatosis, rheumatoid arthritis.  Kecepatan pertumbuhan, kalsifikasi, bentuk dan tempat nodul bisa membantu dalam diagnosis. Nodul juga dapat multiple.
2.   Kavitas
Yaitu struktur lubang berdinding di dalam paru. Biasanya disebabkan oleh kanker, emboli paru, infeksi Staphyllococcus. aureus, tuberculosis, Klebsiella pneumoniae, bakteri anaerob dan jamur, dan wegener’s granulomatosis.
3.   Abnormalitas pleura.
Pleural adalah cairan yang berada diantara paru dan dinding thorax. Efusi pleura dapat terjadi pada kanker, sarcoid, connective tissue diseases dan lymphangioleiomyomatosis.
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN FOTO THORAX
A.  PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN  
1.   Meja pemeriksaan
2.   Film, kaset
3.   Marker dan asesoris lain
4.   Pesawat Rontgen
B.   INDIKASI PEMERIKSAAN      
Indikasi dilakukannya foto toraks antara lain :
1.   Infeksi traktus respiratorius bawah, Misalnya : TBC Paru, bronkitis, Pneumonia
2.   Batuk kronis
3.   Batuk berdarah
4.   Trauma dada
5.   Tumor
6.  Nyeri dada
7.   Metastase neoplasma
8.   Penyakit paru akibat kerja
9.   Aspirasi benda asing

C.   PERSIAPAN PEMERIKSAAN      
1.     Mengidentifikasi klinis / indikasi pemeriksaan
2.   Memilih teknik radiografi yang tepat
3.   Memberikan instruksi kepada pasien
D.  POSISI PEMERIKSAAN
1.   Posisi PA (Postero Anterior)
Pada posisi ini film diletakkan di depan dada, siku ditarik kedepan supaya scapula tidak menutupi parenkim paru.
PA ViewPA radiograf
2.   Posisi AP (Antero Posterior)
Dilakukan pada anak-anak atau pada apsien yang tidak kooperatif. Film diletakkan dibawah punggung, biasanya scapula menutupi parenkim paru. Jantung juga terlihat lebih besar dari posisi PA.
3.   Posisi Lateral Dextra & Sinistra
Posisi ini hendaknya dibuat setelah posisi PA diperiksa. Buatlah proyeksi lateral kiri kecuali semua tanda dan gejala klinis terdapat di sebelah kanan, maka dibuat proyeksi lateral kanan,berarti sebelah kanan terletak pada film. Foto juga dibuat dalam posisi berdiri.
Lat radiograf
4.   Posisi Lateral Dekubitus
Foto ini hanya dibuat pada keadaan tertentu,yaitu bila klinis diduga ada cairan bebas dalam cavum pleura tetapi tidak terlihat pada foto PA atau lateral. Penderita berbaring pada satu sisi (kiri atau kanan). Film diletakkan di muka dada penderita dan diberikan sinar dari belakang arah horizontal.
5.   Posisi Apikal (Lordotik)
Hanya dibuat bila pada foto PA menunjukkan kemungkinan adanya kelainan pada daerah apex kedua paru. Proyeksi tambahan ini hendaknya hanya dibuat setelah foto rutin diperiksa dan bila ada kesulitan menginterpretasikan suatu lesi di apex.
6.   Posisi Oblique Iga
Hanya dibuat untuk kelainan-kelainan pada iga (misal pembengkakan lokal) atau bila terdapat nyeri lokal pada dada yang tidak bisa diterangkan sebabnya, dan hanya dibuat setelah foto rutin diperiksa. Bahkan dengan foto oblique yang bagus pun, fraktur iga bisa tidak terlihat.
7.    Posisi Ekspirasi
Adalah foto toraks PA atau AP yang diambil pada waktu penderita dalam keadaan ekspirasi penuh. Hanya dibuat bila foto rutin gagal menunjukkan adanya pneumothorax yang diduga secara klinis atau suatu benda asing yang terinhalasi.
E.   PROSEDUR PEMERIKSAAN
1.   Memasang kaset dan memberikan marker
2.   Mengatur posisi pasien
3.   Mengatur jarak ( FFD),
4.   Menentukan Arah Sinar (CR) dan  Pusat Sinar (CP),
5.   Mengatur kolimasi Menentukan faktor eksposi dan proteksi radiasi
6.   Melakukan eksposi
7.   Melakukan processing film
8.   Mengevaluasi hasil foto

G. SYARAT / KRITERIA GAMBARAN  FOTO THORAX PA        
1. Seluruh lapangan paru tampak atau tercover
2. Batas atas Apex paru tampak (tidak terpotong)
3. Batas bawah Kedua Sinus Prenico costalis  tidak terpotong
4. Kedua Sterno Clavicular Joint tampak simetris kanan dan kiri
5. Lapangan Pulmo terbebas dari gambaran os. Scapula
6. Inspirasi penuh ditunjukkan dengan terlihatnya Costae 9-10 Posterior
7. Faktor Eksposi cukup ditunjukkan dengan terlihatnya CV Thoracal 1-4
8. Tampak  Carina (percabangan Bronkus) setinggi CV Thoracal 3 atau 4
9.  Tampak gambaran vaskularisasi paru10. Diafragma terlihat naik, tampak gambaran jantung

H.   MEMBEDAKAN KIRI DAN KANAN
1.   Gambaran jantung lebih besar di sebelah kiri
2.   Diafragma kanan lebih tinggi daripada diafragma kiri
3.   Arcus aorta di sebelah kiri
4.   Di sebelah kiri ada gambaran udara didalam lambung

sumber: https://radiologitop.wordpress.com/2013/12/26/pemeriksaan-radiografi-thorax/

Radiologi Interverensi

Radiologi Intervensi

Radiologi intervensi merupakan salah satu bidang radiologi yang melakukan intervensi / penatalaksanaan kepada pasien, tidak hanya melakukan proses diagnostik. Mungkin masih banyak yang belum mengenal bidang ini karena yang terpikir dari spesialis radiologi adalah orang yang membaca rontgen, CT scan dan melakukan USG. Tindakan yang dilakukan oleh seorang radiologi intervensi seperti melakukan biopsi tumor yang dibantu dengan pencitraan (alat radiologi), memberikan obat (kemoterapi pada pasien kanker) yang langsung menuju pembuluh darah tumor, menutup peredaran darah yang memberi makan bagi tumor baik untuk mengurangi risiko perdarahan sebelum dioperasi maupun sebagai salah satu terapi, pasang stent pada pasien stenosis pembuluh darah (pembuluh darah tertutup karena suatu sebab tertentu), dan sebagainya. Jumlah radiolog intervensi masih sangat sedikit, dan berpusat di kota-kota besar seperti : Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang dengan berbagai tingkat keahlian. Sebagaimana jumlah dokternya, jumlah RS yang melayani radiologi intervensi juga masih sedikit. Yang saya tahu di Jakarta ada RSCM, RSPAD Gatot Subroto, RS Abdi Waluyo, RS Siloam Tangerang, RS Bethsaida Tangerang (3 terakhir merupakan RS swasta), RS Hasan Sadikin Bandung. RS RS Sukanto (RS Polpus Kramat Jati), saya ketahui memiliki cathlab, tapi spertinya masih terbatas untuk tindakan jantung saja.
Jumlah pasien radiologi intervensi di RSCM hingga hari ini bahkan sudah mengantri hingga Oktober  2015. Beberapa pasien kanker meninggal sebelum sempat dilaukan tindakan. Beberapa pasien komplain karena antrian yang sangat panjang, namun memang begitu keadaannya. Hanya bisa berharap semoga jumlah radiolog intervensi bertambah, dan makin banyak fasilitas kesehatan yang menyediakan pelayanan ini.

sumber:https://dokterdita.wordpress.com/2014/08/31/radiologi-intervensi/
Pemanfaatan Radiologi Diagnostik Pemanfaatan Radiologi Diagnostik by Amelia Rusli Asali Teknologi Radiologi diagnostik adalah ilmu kedokteran yang memiliki spesialisasi dalam pencitraan tubuh manusia untuk mendiagnosa berbagai kelainan dengan menggunakan alat yang berhubungan dengan radiasi, magnetik, gelombang suara ultrasonik, nuklir, dan teknologi lainnya. Radiologi memegang peranan penting sebagai sarana penunjang diagnosis klinis. Sayangnya, pemanfaatan radiologi yang tepat belum diketahui secara luas oleh masyarakat, oleh karenanya, tulisan ini akan membahas 4 modalitas radiologis utama yang paling sering digunakan. Radiologi Konvensional Merupakan suatu pemeriksaan sederhana menggunakan sinar Roentgen (sinar X) dengan berbagai posisi pemeriksaan. Dapat dilakukan dengan menggunakan kontras atau tanpa kontras. Keunggulan: Mudah, cepat, dan biaya relatif lebih murah. Penyulit: Terkadang gambaran yang dihasilkan tidak terlalu jelas, karena superposisi (tumpang-tindih) dengan organ lain. Untuk beberapa jenis pemeriksaan, harus dilakukan dengan mengubah posisi pasien, agar diperoleh gambaran yang jelas. Pemakaian klinis: Pemeriksaan tanpa kontras, dapat dilakukan pada jantung dan paru, serta tulang – tulang pada seluruh bagian tubuh. Pemeriksaan dengan kontras, lebih lanjut dapat digunakan untuk memeriksa saluran cerna, saluran kemih, organ kandungan, saluran kelenjar liur, pembuluh darah, saluran getah bening, dan sumsum tulang belakang. Ultrasonografi (USG) Merupakan salah satu alat pemeriksaan diagnostik yang menggunakan gelombang suara ultrasonik untuk menghasilkan gambaran mengenai bentuk, gerak, ukuran suatu organ tubuh. Keunggulan: Tidak menggunakan radiasi sinar X, sehingga aman bagi wanita hamil. Penyulit: Tidak dapat digunakan untuk melihat bagian tubuh seperti tulang atau ruangan berongga yang berisi gas, seperti usus. Pemakaian klinis: Digunakan untuk menemukan dan menentukan letak massa dalam rongga perut / panggul, membedakan kista dengan massa padat, mempelajari pergerakan organ maupun pergerakan dan pertumbuhan janin. Computerized Tomography (CT) Merupakan pemeriksaan sinar X yang lebih canggih dengan bantuan komputer, sehingga memperoleh gambaran yang lebih detail. Dapat dilakukan dengan kontras dan tanpa kontras. Keunggulan: Dapat memberikan gambaran penampang tubuh yang tidak mungkin dilihat dengan menggunakan alat Rontgen biasa. Dengan menggunakan sistem komputer, maka dapat juga dibuat gambaran secara 3 dimensi. Dapat menghitung perkiraan jumlah perdarahan pada kasus – kasus tertentu. Penyulit: Radiasi yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan radiologi konvensional, biaya yang harus dikeluarkan pun relatif lebih mahal, sulit diterapkan pada pasien yang memiliki fobia pada tempat sempit (Klaustrofobi). Pemakaian klinis: Dapat digunakan untuk melihat berbagai organ tubuh seperti tulang – tulang kepala, otak, jantung dan paru, perut, pada berbagai kasus seperti kecelakaan (trauma), tumor, infeksi, dan lain – lain. Magnetic Resonance Imaging (MRI) Merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi radio, tanpa sinar X ataupun zat radioaktif. Keunggulan: Memberikan gambaran yang dapat menunjukkan perbedaan sangat jelas dan lebih sensitif untuk menilai anatomi jaringan lunak, terutama otak, sumsum tulang belakang, dan susunan saraf dibandingkan dengan pemeriksaan sinar X biasa. Penyulit: Tidak dapat digunakan (kontraindikasi) pada pasien dengan alat pacu jantung, alat dengar implan, pasien dengan pen-logam, pasien fobia ruangan sempit (Klaustrofobia). Pemakaian klinis: Digunakan untuk menilai anatomi jaringan lunak, seperti otak, sumsum tulang belakang, susunan saraf. Selain itu, dapat juga untuk menilai jaringan lainnya seperti otot, ligamen, tendon, tulang rawan, ruang sendi. Daftar pustaka: Sjahriar Rasad. Radiologi Diagnostik. Jakarta:2005. Mulyono Notosiswoyo, Susy Suswati. Pemanfaatan Magnetic Resonance Imaging (MRI) sebagai sarana diagnosa pasien. Media litbang kesehatan;14:2004: 8 – 13 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1498553/ http://radiology.rsna.org/content/252/3/663.2.extract Artikel Terkait Penyakit Tumor Otak Orang Dewasa Raka Janitra MRI Fosfor, Potensi untuk Pencitraan Jaringan Keras Andreas Erick Haurissa MAGNETOM Spectra, MRI 3 Tesla yang Lebih Ekonomis Andreas Erick Haurissa Selamat Ulang Tahun, Röentgen Aldo Fransiskus Marsetio, BMedSc Artikel Terkini 8 Jurus Ampuh Cegah Flu Catherine Yusuf: Psikolog Peduli Anak Tampil Cantik dan Langsing dengan Berat Badan Ideal Cegah Pneumonia Pada Anak dengan Vaksinasi Vaksin Invasive Pneumococcal Disease IKLAN IKLAN : Buku Panduan Lengkap Ibu Hamil [Buku Panduan Lengkap Kehamilan Kesehatan Wanita Ibu Hamil] IKLAN

Jawaban TanyaDok.com di : http://www.tanyadok.com/tekno/pemanfaatan-radiologi-diagnostik
Pemanfaatan Radiologi Diagnostik by Amelia Rusli Asali Teknologi Radiologi diagnostik adalah ilmu kedokteran yang memiliki spesialisasi dalam pencitraan tubuh manusia untuk mendiagnosa berbagai kelainan dengan menggunakan alat yang berhubungan dengan radiasi, magnetik, gelombang suara ultrasonik, nuklir, dan teknologi lainnya. Radiologi memegang peranan penting sebagai sarana penunjang diagnosis klinis. Sayangnya, pemanfaatan radiologi yang tepat belum diketahui secara luas oleh masyarakat, oleh karenanya, tulisan ini akan membahas 4 modalitas radiologis utama yang paling sering digunakan. Radiologi Konvensional Merupakan suatu pemeriksaan sederhana menggunakan sinar Roentgen (sinar X) dengan berbagai posisi pemeriksaan. Dapat dilakukan dengan menggunakan kontras atau tanpa kontras. Keunggulan: Mudah, cepat, dan biaya relatif lebih murah. Penyulit: Terkadang gambaran yang dihasilkan tidak terlalu jelas, karena superposisi (tumpang-tindih) dengan organ lain. Untuk beberapa jenis pemeriksaan, harus dilakukan dengan mengubah posisi pasien, agar diperoleh gambaran yang jelas. Pemakaian klinis: Pemeriksaan tanpa kontras, dapat dilakukan pada jantung dan paru, serta tulang – tulang pada seluruh bagian tubuh. Pemeriksaan dengan kontras, lebih lanjut dapat digunakan untuk memeriksa saluran cerna, saluran kemih, organ kandungan, saluran kelenjar liur, pembuluh darah, saluran getah bening, dan sumsum tulang belakang. Ultrasonografi (USG) Merupakan salah satu alat pemeriksaan diagnostik yang menggunakan gelombang suara ultrasonik untuk menghasilkan gambaran mengenai bentuk, gerak, ukuran suatu organ tubuh. Keunggulan: Tidak menggunakan radiasi sinar X, sehingga aman bagi wanita hamil. Penyulit: Tidak dapat digunakan untuk melihat bagian tubuh seperti tulang atau ruangan berongga yang berisi gas, seperti usus. Pemakaian klinis: Digunakan untuk menemukan dan menentukan letak massa dalam rongga perut / panggul, membedakan kista dengan massa padat, mempelajari pergerakan organ maupun pergerakan dan pertumbuhan janin. Computerized Tomography (CT) Merupakan pemeriksaan sinar X yang lebih canggih dengan bantuan komputer, sehingga memperoleh gambaran yang lebih detail. Dapat dilakukan dengan kontras dan tanpa kontras. Keunggulan: Dapat memberikan gambaran penampang tubuh yang tidak mungkin dilihat dengan menggunakan alat Rontgen biasa. Dengan menggunakan sistem komputer, maka dapat juga dibuat gambaran secara 3 dimensi. Dapat menghitung perkiraan jumlah perdarahan pada kasus – kasus tertentu. Penyulit: Radiasi yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan radiologi konvensional, biaya yang harus dikeluarkan pun relatif lebih mahal, sulit diterapkan pada pasien yang memiliki fobia pada tempat sempit (Klaustrofobi). Pemakaian klinis: Dapat digunakan untuk melihat berbagai organ tubuh seperti tulang – tulang kepala, otak, jantung dan paru, perut, pada berbagai kasus seperti kecelakaan (trauma), tumor, infeksi, dan lain – lain. Magnetic Resonance Imaging (MRI) Merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi radio, tanpa sinar X ataupun zat radioaktif. Keunggulan: Memberikan gambaran yang dapat menunjukkan perbedaan sangat jelas dan lebih sensitif untuk menilai anatomi jaringan lunak, terutama otak, sumsum tulang belakang, dan susunan saraf dibandingkan dengan pemeriksaan sinar X biasa. Penyulit: Tidak dapat digunakan (kontraindikasi) pada pasien dengan alat pacu jantung, alat dengar implan, pasien dengan pen-logam, pasien fobia ruangan sempit (Klaustrofobia). Pemakaian klinis: Digunakan untuk menilai anatomi jaringan lunak, seperti otak, sumsum tulang belakang, susunan saraf. Selain itu, dapat juga untuk menilai jaringan lainnya seperti otot, ligamen, tendon, tulang rawan, ruang sendi. Daftar pustaka: Sjahriar Rasad. Radiologi Diagnostik. Jakarta:2005. Mulyono Notosiswoyo, Susy Suswati. Pemanfaatan Magnetic Resonance Imaging (MRI) sebagai sarana diagnosa pasien. Media litbang kesehatan;14:2004: 8 – 13 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1498553/ http://radiology.rsna.org/content/252/3/663.2.extract Artikel Terkait Penyakit Tumor Otak Orang Dewasa Raka Janitra MRI Fosfor, Potensi untuk Pencitraan Jaringan Keras Andreas Erick Haurissa MAGNETOM Spectra, MRI 3 Tesla yang Lebih Ekonomis Andreas Erick Haurissa Selamat Ulang Tahun, Röentgen Aldo Fransiskus Marsetio, BMedSc Artikel Terkini 8 Jurus Ampuh Cegah Flu Catherine Yusuf: Psikolog Peduli Anak Tampil Cantik dan Langsing dengan Berat Badan Ideal Cegah Pneumonia Pada Anak dengan Vaksinasi Vaksin Invasive Pneumococcal Disease IKLAN IKLAN : Buku Panduan Lengkap Ibu Hamil [Buku Panduan Lengkap Kehamilan Kesehatan Wanita Ibu Hamil] IKLAN

Jawaban TanyaDok.com di : http://www.tanyadok.com/tekno/pemanfaatan-radiologi-diagnostik
Radiologi diagnostik adalah ilmu kedokteran yang memiliki spesialisasi dalam pencitraan tubuh manusia untuk mendiagnosa berbagai kelainan dengan menggunakan alat yang berhubungan dengan radiasi, magnetik, gelombang suara ultrasonik, nuklir, dan teknologi lainnya. Radiologi memegang peranan penting sebagai sarana penunjang diagnosis klinis. Sayangnya, pemanfaatan radiologi yang tepat belum diketahui secara luas oleh masyarakat, oleh karenanya, tulisan ini akan membahas 4 modalitas radiologis utama yang paling sering digunakan. Radiologi Konvensional Merupakan suatu pemeriksaan sederhana menggunakan sinar Roentgen (sinar X) dengan berbagai posisi pemeriksaan. Dapat dilakukan dengan menggunakan kontras atau tanpa kontras. Keunggulan: Mudah, cepat, dan biaya relatif lebih murah. Penyulit: Terkadang gambaran yang dihasilkan tidak terlalu jelas, karena superposisi (tumpang-tindih) dengan organ lain. Untuk beberapa jenis pemeriksaan, harus dilakukan dengan mengubah posisi pasien, agar diperoleh gambaran yang jelas. Pemakaian klinis: Pemeriksaan tanpa kontras, dapat dilakukan pada jantung dan paru, serta tulang – tulang pada seluruh bagian tubuh. Pemeriksaan dengan kontras, lebih lanjut dapat digunakan untuk memeriksa saluran cerna, saluran kemih, organ kandungan, saluran kelenjar liur, pembuluh darah, saluran getah bening, dan sumsum tulang belakang. Ultrasonografi (USG) Merupakan salah satu alat pemeriksaan diagnostik yang menggunakan gelombang suara ultrasonik untuk menghasilkan gambaran mengenai bentuk, gerak, ukuran suatu organ tubuh. Keunggulan: Tidak menggunakan radiasi sinar X, sehingga aman bagi wanita hamil. Penyulit: Tidak dapat digunakan untuk melihat bagian tubuh seperti tulang atau ruangan berongga yang berisi gas, seperti usus. Pemakaian klinis: Digunakan untuk menemukan dan menentukan letak massa dalam rongga perut / panggul, membedakan kista dengan massa padat, mempelajari pergerakan organ maupun pergerakan dan pertumbuhan janin. Computerized Tomography (CT) Merupakan pemeriksaan sinar X yang lebih canggih dengan bantuan komputer, sehingga memperoleh gambaran yang lebih detail. Dapat dilakukan dengan kontras dan tanpa kontras. Keunggulan: Dapat memberikan gambaran penampang tubuh yang tidak mungkin dilihat dengan menggunakan alat Rontgen biasa. Dengan menggunakan sistem komputer, maka dapat juga dibuat gambaran secara 3 dimensi. Dapat menghitung perkiraan jumlah perdarahan pada kasus – kasus tertentu. Penyulit: Radiasi yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan radiologi konvensional, biaya yang harus dikeluarkan pun relatif lebih mahal, sulit diterapkan pada pasien yang memiliki fobia pada tempat sempit (Klaustrofobi). Pemakaian klinis: Dapat digunakan untuk melihat berbagai organ tubuh seperti tulang – tulang kepala, otak, jantung dan paru, perut, pada berbagai kasus seperti kecelakaan (trauma), tumor, infeksi, dan lain – lain. Magnetic Resonance Imaging (MRI) Merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi radio, tanpa sinar X ataupun zat radioaktif. Keunggulan: Memberikan gambaran yang dapat menunjukkan perbedaan sangat jelas dan lebih sensitif untuk menilai anatomi jaringan lunak, terutama otak, sumsum tulang belakang, dan susunan saraf dibandingkan dengan pemeriksaan sinar X biasa. Penyulit: Tidak dapat digunakan (kontraindikasi) pada pasien dengan alat pacu jantung, alat dengar implan, pasien dengan pen-logam, pasien fobia ruangan sempit (Klaustrofobia). Pemakaian klinis: Digunakan untuk menilai anatomi jaringan lunak, seperti otak, sumsum tulang belakang, susunan saraf. Selain itu, dapat juga untuk menilai jaringan lainnya seperti otot, ligamen, tendon, tulang rawan, ruang sendi. Daftar pustaka: Sjahriar Rasad. Radiologi Diagnostik. Jakarta:2005. Mulyono Notosiswoyo, Susy Suswati. Pemanfaatan Magnetic Resonance Imaging (MRI) sebagai sarana diagnosa pasien. Media litbang kesehatan;14:2004: 8 – 13 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1498553/ http://radiology.rsna.org/content/252/3/663.2.extract Artikel Terkait Penyakit Tumor Otak Orang Dewasa Raka Janitra MRI Fosfor, Potensi untuk Pencitraan Jaringan Keras Andreas Erick Haurissa MAGNETOM Spectra, MRI 3 Tesla yang Lebih Ekonomis Andreas Erick Haurissa Selamat Ulang Tahun, Röentgen Aldo Fransiskus Marsetio, BMedSc Artikel Terkini 8 Jurus Ampuh Cegah Flu Catherine Yusuf: Psikolog Peduli Anak Tampil Cantik dan Langsing dengan Berat Badan Ideal Cegah Pneumonia Pada Anak dengan Vaksinasi Vaksin Invasive Pneumococcal Disease IKLAN IKLAN : Buku Panduan Lengkap Ibu Hamil [Buku Panduan Lengkap Kehamilan Kesehatan Wanita Ibu Hamil] IKLAN

Jawaban TanyaDok.com di : http://www.tanyadok.com/tekno/pemanfaatan-radiologi-diagnostik
Radiologi diagnostik adalah ilmu kedokteran yang memiliki spesialisasi dalam pencitraan tubuh manusia untuk mendiagnosa berbagai kelainan dengan menggunakan alat yang berhubungan dengan radiasi, magnetik, gelombang suara ultrasonik, nuklir, dan teknologi lainnya. Radiologi memegang peranan penting sebagai sarana penunjang diagnosis klinis. Sayangnya, pemanfaatan radiologi yang tepat belum diketahui secara luas oleh masyarakat, oleh karenanya, tulisan ini akan membahas 4 modalitas radiologis utama yang paling sering digunakan. Radiologi Konvensional Merupakan suatu pemeriksaan sederhana menggunakan sinar Roentgen (sinar X) dengan berbagai posisi pemeriksaan. Dapat dilakukan dengan menggunakan kontras atau tanpa kontras. Keunggulan: Mudah, cepat, dan biaya relatif lebih murah. Penyulit: Terkadang gambaran yang dihasilkan tidak terlalu jelas, karena superposisi (tumpang-tindih) dengan organ lain. Untuk beberapa jenis pemeriksaan, harus dilakukan dengan mengubah posisi pasien, agar diperoleh gambaran yang jelas. Pemakaian klinis: Pemeriksaan tanpa kontras, dapat dilakukan pada jantung dan paru, serta tulang – tulang pada seluruh bagian tubuh. Pemeriksaan dengan kontras, lebih lanjut dapat digunakan untuk memeriksa saluran cerna, saluran kemih, organ kandungan, saluran kelenjar liur, pembuluh darah, saluran getah bening, dan sumsum tulang belakang. Ultrasonografi (USG) Merupakan salah satu alat pemeriksaan diagnostik yang menggunakan gelombang suara ultrasonik untuk menghasilkan gambaran mengenai bentuk, gerak, ukuran suatu organ tubuh. Keunggulan: Tidak menggunakan radiasi sinar X, sehingga aman bagi wanita hamil. Penyulit: Tidak dapat digunakan untuk melihat bagian tubuh seperti tulang atau ruangan berongga yang berisi gas, seperti usus. Pemakaian klinis: Digunakan untuk menemukan dan menentukan letak massa dalam rongga perut / panggul, membedakan kista dengan massa padat, mempelajari pergerakan organ maupun pergerakan dan pertumbuhan janin. Computerized Tomography (CT) Merupakan pemeriksaan sinar X yang lebih canggih dengan bantuan komputer, sehingga memperoleh gambaran yang lebih detail. Dapat dilakukan dengan kontras dan tanpa kontras. Keunggulan: Dapat memberikan gambaran penampang tubuh yang tidak mungkin dilihat dengan menggunakan alat Rontgen biasa. Dengan menggunakan sistem komputer, maka dapat juga dibuat gambaran secara 3 dimensi. Dapat menghitung perkiraan jumlah perdarahan pada kasus – kasus tertentu. Penyulit: Radiasi yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan radiologi konvensional, biaya yang harus dikeluarkan pun relatif lebih mahal, sulit diterapkan pada pasien yang memiliki fobia pada tempat sempit (Klaustrofobi). Pemakaian klinis: Dapat digunakan untuk melihat berbagai organ tubuh seperti tulang – tulang kepala, otak, jantung dan paru, perut, pada berbagai kasus seperti kecelakaan (trauma), tumor, infeksi, dan lain – lain. Magnetic Resonance Imaging (MRI) Merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi radio, tanpa sinar X ataupun zat radioaktif. Keunggulan: Memberikan gambaran yang dapat menunjukkan perbedaan sangat jelas dan lebih sensitif untuk menilai anatomi jaringan lunak, terutama otak, sumsum tulang belakang, dan susunan saraf dibandingkan dengan pemeriksaan sinar X biasa. Penyulit: Tidak dapat digunakan (kontraindikasi) pada pasien dengan alat pacu jantung, alat dengar implan, pasien dengan pen-logam, pasien fobia ruangan sempit (Klaustrofobia). Pemakaian klinis: Digunakan untuk menilai anatomi jaringan lunak, seperti otak, sumsum tulang belakang, susunan saraf. Selain itu, dapat juga untuk menilai jaringan lainnya seperti otot, ligamen, tendon, tulang rawan, ruang sendi.

Jawaban TanyaDok.com di : http://www.tanyadok.com/tekno/pemanfaatan-radiologi-diagnostik
Radiologi diagnostik adalah ilmu kedokteran yang memiliki spesialisasi dalam pencitraan tubuh manusia untuk mendiagnosa berbagai kelainan dengan menggunakan alat yang berhubungan dengan radiasi, magnetik, gelombang suara ultrasonik, nuklir, dan teknologi lainnya. Radiologi memegang peranan penting sebagai sarana penunjang diagnosis klinis. Sayangnya, pemanfaatan radiologi yang tepat belum diketahui secara luas oleh masyarakat, oleh karenanya, tulisan ini akan membahas 4 modalitas radiologis utama yang paling sering digunakan. Radiologi Konvensional Merupakan suatu pemeriksaan sederhana menggunakan sinar Roentgen (sinar X) dengan berbagai posisi pemeriksaan. Dapat dilakukan dengan menggunakan kontras atau tanpa kontras. Keunggulan: Mudah, cepat, dan biaya relatif lebih murah. Penyulit: Terkadang gambaran yang dihasilkan tidak terlalu jelas, karena superposisi (tumpang-tindih) dengan organ lain. Untuk beberapa jenis pemeriksaan, harus dilakukan dengan mengubah posisi pasien, agar diperoleh gambaran yang jelas. Pemakaian klinis: Pemeriksaan tanpa kontras, dapat dilakukan pada jantung dan paru, serta tulang – tulang pada seluruh bagian tubuh. Pemeriksaan dengan kontras, lebih lanjut dapat digunakan untuk memeriksa saluran cerna, saluran kemih, organ kandungan, saluran kelenjar liur, pembuluh darah, saluran getah bening, dan sumsum tulang belakang. Ultrasonografi (USG) Merupakan salah satu alat pemeriksaan diagnostik yang menggunakan gelombang suara ultrasonik untuk menghasilkan gambaran mengenai bentuk, gerak, ukuran suatu organ tubuh. Keunggulan: Tidak menggunakan radiasi sinar X, sehingga aman bagi wanita hamil. Penyulit: Tidak dapat digunakan untuk melihat bagian tubuh seperti tulang atau ruangan berongga yang berisi gas, seperti usus. Pemakaian klinis: Digunakan untuk menemukan dan menentukan letak massa dalam rongga perut / panggul, membedakan kista dengan massa padat, mempelajari pergerakan organ maupun pergerakan dan pertumbuhan janin. Computerized Tomography (CT) Merupakan pemeriksaan sinar X yang lebih canggih dengan bantuan komputer, sehingga memperoleh gambaran yang lebih detail. Dapat dilakukan dengan kontras dan tanpa kontras. Keunggulan: Dapat memberikan gambaran penampang tubuh yang tidak mungkin dilihat dengan menggunakan alat Rontgen biasa. Dengan menggunakan sistem komputer, maka dapat juga dibuat gambaran secara 3 dimensi. Dapat menghitung perkiraan jumlah perdarahan pada kasus – kasus tertentu. Penyulit: Radiasi yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan radiologi konvensional, biaya yang harus dikeluarkan pun relatif lebih mahal, sulit diterapkan pada pasien yang memiliki fobia pada tempat sempit (Klaustrofobi). Pemakaian klinis: Dapat digunakan untuk melihat berbagai organ tubuh seperti tulang – tulang kepala, otak, jantung dan paru, perut, pada berbagai kasus seperti kecelakaan (trauma), tumor, infeksi, dan lain – lain. Magnetic Resonance Imaging (MRI) Merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi radio, tanpa sinar X ataupun zat radioaktif. Keunggulan: Memberikan gambaran yang dapat menunjukkan perbedaan sangat jelas dan lebih sensitif untuk menilai anatomi jaringan lunak, terutama otak, sumsum tulang belakang, dan susunan saraf dibandingkan dengan pemeriksaan sinar X biasa. Penyulit: Tidak dapat digunakan (kontraindikasi) pada pasien dengan alat pacu jantung, alat dengar implan, pasien dengan pen-logam, pasien fobia ruangan sempit (Klaustrofobia). Pemakaian klinis: Digunakan untuk menilai anatomi jaringan lunak, seperti otak, sumsum tulang belakang, susunan saraf. Selain itu, dapat juga untuk menilai jaringan lainnya seperti otot, ligamen, tendon, tulang rawan, ruang sendi.

Jawaban TanyaDok.com di : http://www.tanyadok.com/tekno/pemanfaatan-radiologi-diagnostik

Prinsip Fisik Alat Radiodiagnostik

Prinsip Fisik Alat Radiodiagnostik
          Modalitas pencitraan yang umum digunakan termasuk pesawat radiologi konvensional, CT (Computed Tomography)Scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI), USG, pesawat dental, fluoroskopi, dan mammography. Masing-masing modalitas memiliki keunggulan dan penyulit yang menentukan penggunaannya dalam diagnosis.
1.           Radiologi Konvensional
          Radiologi konvensional merupakan suatu pemeriksaan sederhana menggunakan sinar-x dengan berbagai posisi pemeriksaan. Dapat dilakukan dengan menggunakan kontras atau tanpa kontras.
Keunggulan: Mudah, cepat, dan biaya relatif lebih murah.
Penyulit: Terkadang gambaran yang dihasilkan tidak terlalu jelas, karena superposisi (tumpang-tindih) dengan organ lain. Untuk beberapa jenis pemeriksaan, harus dilakukan dengan mengubah posisi pasien, agar diperoleh gambaran yang jelas.
Pemakaian klinis: Pemeriksaan tanpa kontras, dapat dilakukan pada jantung dan paru, serta tulang – tulang pada seluruh bagian tubuh. Pemeriksaan dengan kontras, lebih lanjut dapat digunakan untuk memeriksa saluran cerna, saluran kemih, organ kandungan, saluran kelenjar liur, pembuluh darah, saluran getah bening, dan sumsum tulang belakang.


             

                 
Gambar 2.1. Pesawat  X-Ray Konvensional
2.           CT-Scan (Computed Tomography)
          CT-Scan merupakan pemeriksaan sinar-x yang lebih canggih dengan bantuan komputer, sehingga memperoleh gambaran yang lebih detail. Dapat dilakukan dengan kontras dan tanpa kontras.
Keunggulan: Dapat memberikan gambaran penampang tubuh yang tidak mungkin dilihat dengan menggunakan alat Rontgen biasa. Dengan menggunakan sistem komputer, maka dapat juga dibuat gambaran secara 3 dimensi. Dapat menghitung perkiraan jumlah perdarahan pada kasus – kasus tertentu.
Penyulit: Radiasi yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan radiologi konvensional, biaya yang harus dikeluarkan pun relatif lebih mahal, sulit diterapkan pada pasien yang memiliki fobia pada tempat sempit (Klaustrofobi).
Pemakaian klinis: Dapat digunakan untuk melihat berbagai organ tubuh seperti tulang – tulang kepala, otak, jantung dan paru, perut, pada berbagai kasus seperti kecelakaan (trauma), tumor, infeksi,  dan lain – lain.



                                  Gambar 2.2. CT – Scan
3.          USG
          USG (Ultrasonografi) merupakan salah satu alat pemeriksaan diagnostik yang menggunakan gelombang suara ultrasonik untuk menghasilkan gambaran mengenai bentuk, gerak, ukuran suatu organ tubuh.
Keunggulan: Tidak menggunakan radiasi sinar X, sehingga aman bagi wanita hamil.
Penyulit: Tidak dapat digunakan untuk melihat bagian tubuh seperti tulang atau ruangan berongga yang berisi gas, seperti usus.
Pemakaian klinis: Digunakan untuk menemukan dan menentukan letak massa dalam rongga perut / panggul, membedakan kista dengan massa padat, mempelajari pergerakan organ maupun pergerakan dan pertumbuhan janin.
                                                                      
                                                Gambar 2.3. Alat USG
4.           MRI (Magnetic Resonance Imaging)
MRI (Magnetic Resonance Imaging) merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi radio, tanpa sinar X ataupun zat radioaktif.
Keunggulan: Memberikan gambaran yang dapat menunjukkan perbedaan sangat jelas dan lebih sensitif untuk menilai anatomi jaringan lunak, terutama otak, sumsum tulang belakang, dan susunan saraf dibandingkan dengan pemeriksaan sinar X biasa.
Penyulit: Tidak dapat digunakan (kontraindikasi) pada pasien dengan alat pacu jantung, alat dengar implan, pasien dengan pen-logam, pasien fobia ruangan sempit (Klaustrofobia).
Pemakaian klinis: Digunakan untuk menilai anatomi jaringan lunak, seperti otak, sumsum tulang belakang, susunan saraf. Selain itu, dapat juga untuk menilai jaringan lainnya seperti otot, ligamen, tendon, tulang rawan, ruang sendi.



              
                              Gambar 2.4. MRI
5.   Pesawat Dental
Dental X Ray atau pesawat roentgen gigi yang berguna membuat radiografi gigi dan jaringan mulut.

                                      Gambar 2.5. Pesawat Dental X-Ray
6.  Fluoroskopi
          untuk mengamati citra sinar-x dari tubuh pasien melalui monitor secara langsung dan dinamik dengan paparan sinar-x secara
kontinyu pada pasien.

                                      Gambar 2.6. Pesawat Fluoroskopi
7. Mammografi
Mamografi adalah tindakan memeriksa payudara dengan bantuan sinar-X dalam dosis rendah. Tujuannya adalah untuk mengetahui ada tidaknya proses keganasan di payudara atau menemukan ada tidaknya proses lain selain keganasan sebelum timbulnya gejala. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi dini tumor payudara pada wanita, tanpa disertai keluhan atau yang disertai keluhan.

                                                 Gambar 2.7. Alat Mammografi

sumber:http://farakadir.blogspot.com/2013_11_01_archive.html

Rabu, 13 Mei 2015

Radiologi

Stase paling santai dan menyenangkan.. karena sesuai dengan hoby saya yaitu foto-foto. tapi bedanya disini memfoto dengan menggunakan sinar x bukan dengan kamera digital (yaiyalah..). Terlepas dari  1 karyawan di bagian radiologi yang menyebalkan, secara keseluruhan Radiologi menarik , mudah, dan menyenagkan sekali. Hanya saja perlu imaginasi yang tinggi untuk menginterpretasikan hasil gambar yang diperoleh.
Mengetik
Konsulen kami sedang mengetik cepat dengan jurus bangaunya yang khas.. Haiyyyaaaa…. Tik tik tik tik…  hari gini masih pake mesin ketik? iya memang rumah sakit disini masih memakai mesin ketik untuk menulis hasil interpretasi.

Sok tau
lagi serius melihat hasil CT scan.. oohh coba lihat ioni, rupanya ada EDH ( dengan gaya sok tau)..Beuh.. memang susah untuk menginterpretasikan hasil pemeriksaan radiologi, karena memang harus perlu ketelitian dan kecepatan mata.
Kamar Gelap
Ini dia ruangan paling menyenangkan dan paling tidak menyenangkan di bagian radiologi. Bagian tidak menyenagkannya adalah karena harus gelap2an sambil nyari2 filem, masukin ID, nyuci, dll, ditambah lagi bau dari cairan kimianya.. wah bisa bolong nih paru2.. dan kadang2 saat kita sendirian didalam kamar gelap tersebut, tiba2 ada yang menyenggil dari belakang, padahal didalam kamar tidak ada orang lain.. hi…. tapi bagian menyenangkannya adalah ini tempat persembunyian yang asik..

sumber: https://jalanblog.wordpress.com/2009/01/27/radiologi/